.

.

.

Arti sebuah KOMITMEN yang kita Implementasikan ke Bisnis Online

Sunday, June 19, 2011

Solanang Group

Rekan-2 Ysh
Kali ini saya menulis asal menulis jangan dibaca klo tidak berkenan, karena saya hanya sekedar ingin menulis.

Memang saya dan Istri saya hanyalah lulusan dari SMA tidak lebih, KOMITMEN ini berasal dari Istri saya yang sering cerita klo malam kepada saya menjelang tidar atau disaat senggang.

Dimana Istri saya bercerita waktu kecil ” dia ” ( Istri saya ) selalu mengalami hal kurang beruntung, tidak seperti teman-2 sebayanya, istri saya tidak pernah sama sekali bermain keluar rumah, dengan kata lain tidak diperkenankan dengan sang Ibunda tercinta.

Tidak pernah memakai sepatu yang lebih dari Merk maaf ” BATA ” saat itu bukan karena Orang tua tidak mampu tidak kebalikannya Orang Tua sangat mampu dan berada, namun tidak tauhlah sebabnya apa.

Pernah juga namanya Orang berumah tangga pasti ada keributannya, begitu juga dengan kedua Orang Tua Istri saya yang ribut, namun anehnya semua Saudara Istri saya yang berjumlah delapan ( termasuk Istri saya ) hanya Istri saya yang disuruh ikut sama Bapak Istri saya, saudara yang lain disuruh tinggal bersama Ibu dirumah.
Dan akhirnya Bapak Istri saya pergi keKantor dengan membawa istri saya yang pada waktu itu masih beusia 5 tahun.

Setiap habis pulang main Istri saya pasti tidak luput dari hukuman cambukan sehelai sapu lidi betapa sakitnya, juga cubitan hingga biru.( sehingga hungan anak dan Ibu jauh )

Saya bangga Punya Istri seperti Istri saya ini, hingga dewasa Istri saya punya KOMITMEN terhadap diri sendiri sampai istri saya menikah dengan saya ” Saya tidak akan memperlakukan anak-anak saya seperti apa yang dilakukan Ibu saya kepada saya ” itulah KOMITMEN istri saya kepada dirinya sendiri saat itu.

Dan setelah kami menikah kami dikaruniai 3 Orang putra :
1. Putra pertama dah lulus dari STT Telkom saat itu namanya. ( sekarang ITT Telkom )
( Sudah bekerja )
2. Putra kedua semester terakhir di Unair.
3. Putra ketiga saat ini baru duduk kelas dua SMA dan akan kenaikan kelas.

Pernah suatu saat putra pertama saya yang baru masuk bekerja di Bandung dan didinaskan ke Jakarta, akan minta tolong kepada Saudara lain untuk menempati kamar Neneknya dirumah Nenek yang ada dijakarta ( karena rumah kosong ) namun apa yang tidak pernah saya bayangkan, ternyata oleh putra – putra yang lain ( Saudara istri saya tidak boleh ) karena alasan yang sunggu tidak masuk akal takut berbuat macam-macam dikamar Neneknya ( maklum anak saya masih bujang ).

Namun kami bisa menerima dan akhirnya anak saya Kost dilain tempat dengan biaya kost dari Perusahaan.

Karena Istri saya memiliki komitmen yang kuat, hingga betapa Indahnya kami sekeluarga saat itu kami bisa bercanda seperti teman kami juga bisa menjadi sparing atau kami juga bisa menjadi apa saja untuk anak-anak kami.

Seiring dengan perjalan waktu ( soalnya ) cerita kami singkat Orang tua perempuan Istri saya ikut dengan kami dirumah, namun keluarga Istri yang lain menolok untuk merawat Ibu mertua saya dengan secara halus dengan berbagai macam alasan bahkan yang lebih mengherankan lagi anak saya yang pertama, yang dulunya tinggal dikamar neneknya dilarang, sekarang malah menjadi donatur untuk membantu biayah devisit hidupnya Neneknya nggak besar hanya Rp.1.000.000 ( satu juta ).

Ini semua betapa kuat hubungan kami sekeluarga dan KOMITMEN Istri saya ibarat air tuba dibalas dengan air ” susu ” kami tidak punya rasa dendam apapun namun yang menjadi pikiran saya sampai sekarang, mengapa Putra Putri mertua yang lain tidak ada yang peduli sama sekali atas semua ini ????????
Sekarang saya sudah menjadi orang yang pengangguran ( purnah ) dan sampai kini mertua saya masih bersama kami sudah hampir enam bulan.

Ini semua menjadi suatu kebanggaan bagi kami sekeluarga miskin, yang hanya tamatan SMA dari pegawai BUMN gol.2 sekaligus kami juga bisa menghidupi keluarga lain dari Saudara Istri saya yang beranak 2 selama 2 bulan ini akan menjadi bukti kami sekeluarga, bahwa untuk membangun suatu komitmen itu tidak mudah banyak rintangannya, walaupun saat ini yang pernah kita bantu selama 2 bulan hidup dirumah kami tidak merasa hal itu namun sejarah telah mengukir keluarga saya pernah menghidupinya selama 2 bulan juga para tetangga saya sebagai saksi hidup dan saksi yang tak pernah bohong dan tidak bisa kita bohongi adalah Tuhan Yang Maha Esa.

Ini adalah kembali lagi menunjukkan apapun yang kita perbuat kalu kita tidak mempunyai suatu komitmen akan sulit kita capai.
Mohon maaf kepada Saudara saya yang lain apabila tidak berkenan dengan tulisan saya namun ini hanyalah bentuk suatu komitmen yang telah dibentuk sejak kecil oleh Istri saya dan saya merasa bangga dengan Istri besaerta anak-2 saya.

Semoga saja apabila ada rekan2 yang membaca artikel saya ini,
Mohon memberi komentarnya.

Salam hormat saya
Penulis
 
© Copyright 2010-2011 . All Rights Reserved.
Template Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.